Ketua PA Wates

Drs. H. Abdul Kholiq, S.H, M.H.
Informasi Peradilan
Wil. Yurisdiksi PA Se-Indonesia |
Perundang-undangan |
Legislasi Mahkamah Agung RI |
Pedoman Perilaku Hakim |
Rumusan Rakernas MA |
NYADRAN AGUNG KAB. KULON PROGO |
![]() |
![]() |
Ditulis Oleh hafiz | |
Tuesday, 16 July 2013 | |
![]() wates | pa-wates.net Pengadilan Agama Wates pada hari sabtu tanggal 6 Juli 2013 ikut berpartisipasi dalam acara Nyadran Agung. Nyadran Agung merupakan salah satu tradisi masyarakat Kulon Progo untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Ritual ini dilaksanakan pada bulan Sya’ban menurut penanggalan Islam yang bertepatan dengan bulan Ruwah dalam penanggalan masyarakat Jawa. Masyarakat berkumpul di suatu tempat dengan membawa makanan, kemudian membaca tahlil dan doa bersama sebelum menikmati makanan yang mereka bawa. Di luar acara tersebut, masing-masing keluarga akan berziarah ke makam leluhur mereka. Tradisi Nyadran tidak hanya milik masyarakat Kabupaten Kulon Progo, karena hampir semua masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur mengenal tradisi ini. Tradisi ini menjadi momen untuk selalu mengingat asal-usul dan silsilah masing-masing keluarga. Namun, sebenarnya nyadran memiliki makna tersendiri yang bukan hanya menelisik silsilah keluarga. Nyadran adalah kesempatan untuk melakukan refleksi asal-usul kehidupan manusia; untuk apa manusia diciptakan, apa yang telah dilakukan dalam kehidupannya, dan ke mana mereka akan kembali. Makna yang terakhir ini terasa lebih mengena ketika mereka pergi ke makam leluhur. Di makam tersebut diharapkan manusia menyadari bahwa kehidupannya tidak bakal abadi. Masih ada dunia yang kelak akan ditempuh: alam akhirat. Dengan begitu manusia menjadi sadar apa yang mesti dilakukan dan dengan bekal apa ia akan menjalani kehidupannya kelak. ![]() ![]() ![]() Acara Doa bersama di lakukan di halaman rumah dinas Bupati, sementara masyarakat menunggu di alun-alun. Seusai pembacaan doa yang dipimpin oleh tokoh agama Islam setempat, gunungan nasi dibagikan kepada masyarakat yang telah menunggu di alun-alun. Menurut keyakinan masyarakat, nasi gunungan dan ubo rampe yang dibagikan kepada mereka itu adalah berkah. Sehingga tidak mengherankan kalau masyarakat berebut untuk mendapatkannya ketika gunungan itu tiba di alun-alun. Tiga gunungan utama berupa nasi, sayuran, dan apem, dan 8 gunungan tambahan, produk unggulan Kulon Progo, berupa gunungan Batik dari pengusaha batik, gunungan Batu Andesit dari PT.Selo Adi Karto, gunungan Air Mineral airku dari PDAM, gunungan Gula Semut dari KSU Jatirogo, gunungan Beras dari Gapoktan, gunungan Kerajinan dari Jogjavanesia, gunungan Hasil Pertanian dari Dinas Pertanian, gunungan Jamu-jamuan dari Salama Nusantara, dan gunungan dari BRI berupa cinderamata, Prosesi nyadran diawali kirab dengan membawa gunungan dari DPRD Kabupaten Kulon Progo ke Alun-alun Wates, dipimpin oleh Sekda Kulon Progo Ir.Astungkoro M.Hum. dilanjutkan penyerahan gunungan kepada Bupati Kulon Progo dr.H.Hasto Wardoyo,Sp.OG(K). Bupati melakukan pemotongan tumpeng utama dan diserahkan kepada Ketua DPRD Kabupaten Kulon Progo. (Hasan).
|
Berikutnya > |
---|